Jagung
manis pertama kali ditemukan di Mexico dan Amerika Selatan. Dua famili yang
berdekatan dengan jagung adalah teosinte dan tripsacum yang diduga merupakan
asal dari tanaman jagung. Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai
tumbuhan liar didaerah pertanaman jagung.
Klasifikasi
jagung manis :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub
Divisi : Angiospermae
Kelas
: Dycotyledoneae
Famili
: Gramineae
Sub
Famili : Myadeae
Genus
: Zea Mays Linn
Spesies : Zea Mays saccharata sturt
Jagung mempunyai akar serabut dengan
tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau
penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio.
Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil,
kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus
keatas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar kait atau penyangga adalah akar
adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi
dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah
batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.
Tanaman
jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri
atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif.
Batang memiliki tiga komponen
jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler),
dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam 18 Jagung: Teknik
Produksi dan Pengembangan lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang
tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan
bundles berkurang begitu mendekati pusat batang.
Konsentrasi bundles vaskuler yang
tinggi dibawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang
mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim
berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler.
Daun
jagung mulai terbuka sesudah koleoptil muncul diatas permukaan tanah. Setiap
daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada
batang. Jumlah daun umumnya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya
daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun.
Tanaman
jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relative lebih banyak dibandingkan
di daerah beriklim sedang bentuk ujung daun jagung berbeda-beda, yaitu runcing,
runcing agak bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul.
Jagung
disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) yang berarti bunga jantan dan
betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, dan tongkol muncul dari
axilliry apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh
apical di ujung tanaman. Tanaman jagung merupakan tanaman protandry, dimana
bunga jantan muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul.
Penyerbukan pada jagung terjadi
apabila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95 %
dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5 %
yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung
disebut tanaman bersari silang.
Tanaman jagung mempunyai satu atau
dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot.
Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk
dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol
terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. Biji jagung disebut
kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa,
membentuk dinding buah.
Jagung
manis sebenarnya sudah mempunyai rasa manis dalam endospermnya. Kadar gula
dalam jagung manis sekitar 5 - 6% dalam endospermnya dibandingkan dengan jagung
biasa yang hanya mengandung 2 - 3%. Selain itu juga, jagung manis mengandung
kadar pati ± 10 - 11% dan kadar air sebanyak 70%. Umur produksinya juga lebih
singkat, sehingga lebih menguntungkan.
Kelebihan
lain dari jagung manis adalah limbahnya, yaitu batang dan daun. Kondisi batang
dan daun (tebon) jagung manis selalu masih segar, sehingga nilai gizi sebagai
pakan ternak masih sangat tinggi. Agribisnis jagung manis bisa bersimbiose
mutualisme dengan kegiatan peternakan sapi potong, sapi perah maupun domba.
Kandungan
gizi jagung manis tiap kilogram berat bahan yang dapat dimakan, cukup tinggi
yaitu energi 355 kalori, protein 9,2 gram, lemak 3,9 gram, karbohidrat 73,7
gram, kalsium 10 mg, fosfor 256 mg, besi 2,4 mg, vitamin A 510 SI, vitamin B
0,38 mg, dan vitamin C 12 mg, serta air 12 gram.
Nitrogen
dan kalium mempunyai peranan yang sangat penting dalam produksi jagung manis.
Pupuk Nitrogen merupakan faktor pembatas dalam produksi dan dapat mempengaruhi
kualitas.
Nitrogen,
keberadaannya mutlak ada untuk kelangsungan dan perkembangan tanaman. Tanaman
jagung manis merupakan tanaman yang peka terhadap kekurangan unsur N, sehingga
pemberiannya perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil secara nyata. Pupuk N
diperlukan bila jumlah N yang tersedia di lahan maupun yang berasal dari pupuk
organik kurang memenuhi kebutuhan.
Tanaman
yang kekurangan atau defisiensi N, maka daun akan menguning (klorosis) karena
kekurangan klorofil, sehingga pertumbuhan tanaman lambat, lemah dan tanaman
menjadi kerdil. Tanaman cepat masak bisa juga disebabkan oleh kekurangan N.
Selain itu, defisiensi N dapat meningkatkan kadar air biji dan menurunkan
produksi dan kualitas.
Sedangkan
kelebihan N akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, tetapi akan
memperpendek masa generatif, yang akhirnya justru menurunkan produksi atau
menurunkan kualitas produksi tanaman. Tanaman yang kelebihan N menunjukkan
warna hijau gelap sukulen, yang menyebabkan tanaman peka terhadap hama,
penyakit dan mudah roboh.
Nitrogen penting untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan reproduksi, serta merupakan unsur pokok untuk pembentukkan
protein apabila bergabung dengan gula yang selanjutnya digunakan untuk
membentuk protoplasma dan cadangan makanan.
Pembentukkan
protein ini dapat mempengaruhi ukuran tongkol pada awal fase generative, jumlah
bakal biji yang terbentuk, pembesaran biji dan sebagai pengatur dari penggunaan
unsur hara K dan P yang tersedia.
Kalium
didalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan bervariasi sekitar 1,7 –
2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K di dalam tanaman
berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam
beberapa proses metabolisme utama tanaman.
Apabila
K defisiensi, maka proses fotosintesis akan turun, akan tetapi respirasi
tanaman akan meningkat. Kejadian ini akan menyebabkan banyak karbohidrat yang
ada dalam jaringan tanaman tersebut digunakan untuk mendapatkan energi untuk
aktivitas- aktivitasnya sehingga pembentukan bagian-bagian tanaman akan
berkurang yang akhirnya pembentukan dan produksi tanaman berkurang. Tanaman
yang kekurangan unsur hara ini menunjukkan gejala pada daun bawah ujungnya
menguning dan mati, kemudian menjalar ke bagian pinggir daun. Meskipun
kekurangan kalium masih mampu berbuah, tetapi tongkol yang dihasilkannya kecil
dan ujungnya meruncing.
Peranan kalium didalam tanaman
berfungsi dalam proses pembentukan gula dan pati, translokasi gula, aktifitas
enzym dan pergerakan stomata. Peningkatan bobot dan kandungan gula pada tongkol
dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan proses fotosintesis pada tanaman dan
meningkatkan translokasi fotosintat ke bagian tongkol. Selain itu unsur kalium
juga mempunyai peranan dalam mengatur tata air di dalam sel dan transfer kation
melewati membran.
Kalium dalam tanah sering ditemui
sebagai faktor pembatas, karena K merupakan unsur hara yang mobil dan sangat
peka terhadap pencucian, terutama di daerah tropik dengan curah hujan yang
tinggi.
Kalium diserap tanaman dalam jumlah
yang cukup besar atau bahkan kadang-kadang melebihi jumlah nitrogen terutama
pada tanaman umbi-umbian, walaupun K tersedia terbatas.
Kebutuhan K pada tanaman jagung
berubah sesuai dengan kebutuhan dari proses-proses yang membutuhkan K, seperti
proses fotosintesis dan fiksasi CO2, transfer fotosintat ke berbagai pengguna
serta hubungan dengan air dalam tanaman. Pemupukan K disamping pupuk N dan P
secara berimbang pada jagung, membuat pertumbuhan pada tanaman menjadi lebih
baik, tahan kerebahan, tahan terhadap hama dan penyakit serta kualitasnya dapat
meningkat.