Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang
bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun
terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.
JENIS TANAMAN
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis
yang indah antara lain:
Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang,
Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek
larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek
Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya
serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.
Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat
hidupnya, yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada
batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang
dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk
mencari makanan adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang
menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar
lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk
berkembang.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek
yang hidup di atas tanah.
MANFAAT TANAMAN
Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias
karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek
bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak
rambut.
SENTRA PENANAMAN
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan
di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat,
Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.
SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
1) Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.
2) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman
ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda
tergantung pada jenis tanaman anggrek.
3) Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7
derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah
tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
4) Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus
menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
2. Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
1) Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri
dari:
1. Serat Pakis yang telah digodok.
2. Kulit kayu yang dibuang getahnya.
3. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2
minggu.
4. Ijuk.
5. Potongan batang pohon enau.
6.
Arang kayu .
7. Pecahan genting/batu bata.
8. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan
akarnya.
Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada
media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos,
pupuk kandang/daundaunan.
2) Media untuk anggrek Terrestria
Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah
pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.
3) Media untuk anggrek semi Terrestria
Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang
agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan
genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini
dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1) Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl)
Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada
siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter
dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
1. Dendrobium phalaenopsis
2. Onchidium Papillo
3. Phaphilopedillum Bellatum
Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C
dan 15–21 derajat C, pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
3) Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl)
Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik
pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9–15 derajat C pada malam
hari, dengan ketinggian ≥1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis
Cymbidium.
PEDOMAN
BUDIDAYA
1.
Pembibitan
1)
Persyaratan Bibit
Bibit
anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang
kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.
2) Penyebaran Biji
Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun
penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus
bersih.
b) Mensterilkan biji
Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10
gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter,
dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit.
(biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan).
Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3
kali).
c) Penyebaran biji anggrek
Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk
menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas
lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam
botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu
spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka
kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang
telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus
kemudian ditutup kembali.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji
anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.
b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan
tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah
dilihat.
c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras,
ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang
dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk
sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
d) Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari
bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari
disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan
kaca (ent-kas).
e) Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat
alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
2.
KH2PO4 : 0,25 gram
3.
MgSO47H2O : 0,25 gram
4.
(NH4)2SO4 : 0,25 gram
5.
Saccharose : 20 gram
6.
FeSO4 4H2O : 0,25 gram
7.
MnSO4 : 0,0075 gram
8.
Agar-agar : 15–17,5 gram
9. Aquadest : 1000 cc
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH
meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper.
Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang
sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan
pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3
tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam
untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.
4) Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan
terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan
kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang.
Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di
potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya.
Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar
pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang
berupa:
a) Urea
atau ZA : 0,50 mg
b) DS,
TS atau ES : 0,25 mg
c)
Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
d) Air
: 1000 cc
Alaternatif
lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P,
K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah
dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1.
Selain
itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah,
yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk
isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang
dipotong-potong sebesar ibu jari.
Pot
yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan
pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).
Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan
mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol.
Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu
(akar lebih dahulu).
Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan
air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di
dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam
antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit
baru ditanam.
5) Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka
tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan
genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam
dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
2. Pengolahan Media Tanam
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung
dari jenis tanaman).
Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang
tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di
letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang
anggrek diikat pada tiang.
Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan
komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm
dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk
menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian
diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3
cm.
Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam
tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain
dihubungkan dengan kayu
sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu
rangkaian.
3. Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup
tanaman anggrek, yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada
batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau
ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar
yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang
menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar
lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk
berkembang.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang
disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
2) Penyiangan
Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada
kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah
disediakan sesuai jenis anggrek.
3)
Pemupukan
Unsur
makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N,
S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan
unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam
yang terlarut di dalamnya.
Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan,
yaitu:
a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P,
K.
Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan
untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk
ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4).
Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan
N, P, K.
Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak
memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N,
P, K dengan cara misalnya :
1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
2. DS :
0,3 gram untuk 1 liter air
3.
K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)
Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan
N:P:K= 1:6:1.
Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
a) Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan
menaburkan secara hatihati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang
menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.
b) Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan
garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
c) Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi
pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.
Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda,
sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang
selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat
membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau.
Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran
banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu
untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan
pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
4) Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal
dari:
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan
steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam
misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak
mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di
daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat
baik untuk menyiraman.
d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti
apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu
anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan
mungkin cukup baik.
Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah
mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk
menyiram. Adapun macam isian pot dan
sifat diuraikan sebagai berkut:
a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah
menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga
tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya
lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih
baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau
penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak
mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar
pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali
untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar,
penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak.
Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7
hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari,
lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek
sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman
anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka
waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan
dosis yang digunakan untuk hama antara lain:
a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat
pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat
pemakan daun
c)
Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
d) Kelthane dosis 2 gram/liter
air, untuk kutu
e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10
liter, untuk keong dan bekicot air
f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8
cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
a) Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur
antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur
dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian
pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan
diulang satu minggu sekali.
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
1) Tungau/kutu perisai
Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan
jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun. Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun; apabila
serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
2) Semut
Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh
cendawan. Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih
di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
3) Belelang
Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak
beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang
sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
4) Trips
Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda;
menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk
bunga tidak menarik. Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek
disemprot insektisida.
5) Kutu babi
Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut;
tapi tidak menyerang tunas daun. Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu
babi dari pot anggrek.
6) Keong
Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian:
dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai
insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
7) Red Spinder
Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas
menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit cukup
diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol;
apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon,
dicofol.
8) Kumbang
Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus
kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak
nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek.
Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida
sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan
memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
9) Ulat daun
Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun
bunga yang sedang mekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dapat
dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik;
tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih
sehat.
10) Kepik
Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga
menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan
gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian: semprotkan insektisida yang
sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.
11)
Kutu tudung
Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna
coklat dan mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.
2. Penyakit
1) Penyakit buluk
Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora
cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala:
biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal;
kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol
ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur
besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah
ditanam dalam pot.
2) Penyakit rebah kecambah
Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian.
Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil bening
pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh
pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan
mati.
Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang,
dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot
dengan fungisida.
3) Penyakit bercak coklat
Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri
ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di
bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan
penyakit ini. Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari
dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati.
Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian:
sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak
ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
4) Penyakit bercak hitam
Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular
malalui akar dan alat yang tidak sterill Gejala: timbul warna coklat kehitaman
pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan
ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan
kematian.
Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang
atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum
digunakan.
5) Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala: akar leher
membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning,
berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian:
semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan
fungisida (Benlate).
6)
Penyakit layu
Penyebab:
cendawan Fusarium Oxyporium. Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun
pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan
berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang,
tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu
bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru,
yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat
aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.
7) Penyakit busuk
Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala: terdapat
bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit.
Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan
seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun
fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
8) Penyakit bercak coklat
Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar
keseluruh bagian tanaman. Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu
semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
9) Penyakit busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora. Gejala: daun dan
akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada
rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat. Penanggulangan: peralatan
kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan
20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
10) Penyakit bercak bercincin
Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus
Odontoglos-sum). Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada
permukaan daun. Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian
tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
11) Penyakit Cymbidium
Penyebab: virus Mozaic Cymbidium. Gejala: semula berupa
bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran.
Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada
gejala kematian jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun
tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian:
hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta
mensterilkan segala alat yang dipakai.
12) Penyakit busuk hitam
Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora. Gejala: muncul
warna kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati.
Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate,
Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2
gram/2 liter air.
PANEN
1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya.
Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga
yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum
pertangkai.
2. Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan
dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat
potong yang bersih.
3. Prakiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan
tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25
kuntum/tangkai.
PASCAPANEN
1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan
permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:
a) Tanaman muda untuk bibit
b) Tanaman dewasa untuk tanaman hias
c) Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot
kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga
potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa
1–3 kuntum).
2. Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun
luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai
jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.
3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan
bunga, sehingga dilakukan pada saat:
a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen
selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau
diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan
tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan
bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air
hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara
lain:
a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk
fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline
sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
d) Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin
per liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan
merendam tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau
dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan
dengan menggunakan es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara
antara 0–5 derajat C.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan
bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan
menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang
tangkai.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian
dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai
digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam
kotak karton yang berlubang sampai cukup padat.
5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan
carton tape.