Cara Menanam Nangka Agar Berbuah Besar

 

Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah salah satu buah tropis yang digemari karena rasa manis dan aroma khasnya. Buah ini tidak hanya dikonsumsi dalam keadaan matang, tetapi juga sering diolah saat masih muda sebagai sayur. Untuk mendapatkan buah nangka yang besar dan berkualitas, diperlukan cara tanam dan perawatan yang tepat. Menanam nangka tidak hanya soal menanam bibit, tetapi juga memahami kebutuhan tanaman agar pertumbuhannya maksimal hingga masa berbuah.

Langkah awal yang penting adalah memilih bibit unggul. Bibit bisa diperoleh dari biji atau hasil okulasi dan cangkok. Namun, bibit hasil okulasi lebih disarankan karena memiliki keunggulan dalam hal ketahanan terhadap penyakit, umur berbuah lebih cepat, serta menghasilkan buah dengan sifat yang seragam dari induknya. Pastikan bibit yang digunakan sehat, berdaun hijau segar, dan memiliki sistem perakaran yang baik.

Setelah bibit siap, penanaman dilakukan di lahan terbuka yang mendapat sinar matahari penuh. Nangka adalah tanaman yang menyukai sinar matahari langsung sepanjang hari. Tanah tempat penanaman harus gembur, subur, dan memiliki drainase yang baik. Tanah liat berpasir sangat cocok karena mampu menyimpan air dan nutrisi tanpa membuat akar tergenang air.

Lubang tanam dibuat dengan ukuran sekitar 60 x 60 x 60 cm dan dibiarkan terbuka selama beberapa hari agar gas beracun dalam tanah menguap. Tambahkan pupuk kandang atau kompos ke dalam lubang untuk meningkatkan kesuburan. Jarak tanam antar pohon sebaiknya 8–10 meter agar pertumbuhan akar dan tajuk tidak saling mengganggu. Setelah bibit ditanam, lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembapan tanah.

Penyiraman secara rutin sangat penting terutama pada masa awal pertumbuhan bibit. Siram tanaman setiap hari pada musim kemarau dan cukup dua atau tiga kali seminggu saat musim hujan. Setelah pohon tumbuh besar dan akarnya menembus tanah dalam, frekuensi penyiraman bisa dikurangi karena akar sudah mampu mencari air sendiri.

Pemupukan berkelanjutan diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman nangka. Pupuk dasar seperti kompos diberikan setiap tiga bulan sekali, sedangkan pupuk NPK diberikan secara rutin untuk memenuhi kebutuhan unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Kalium sangat penting karena berperan dalam pembentukan buah yang besar dan manis. Pupuk dapat diberikan dengan cara ditabur di sekitar tajuk pohon, lalu disiram air agar meresap ke dalam tanah.

Pemangkasan cabang juga diperlukan untuk mengarahkan pertumbuhan dan merangsang pembungaan. Pangkas cabang yang terlalu rimbun, tua, atau tumbuh ke dalam agar sinar matahari bisa menjangkau seluruh bagian tanaman. Pemangkasan juga membantu meningkatkan sirkulasi udara sehingga mengurangi risiko serangan hama dan penyakit.

Pengendalian hama dan penyakit tidak boleh diabaikan. Nangka sering diserang ulat, kutu daun, dan lalat buah yang bisa merusak bunga maupun buah. Gunakan pestisida nabati atau kimia sesuai dosis anjuran jika serangan sudah parah. Selain itu, menjaga kebersihan lahan dan membuang bagian tanaman yang terserang penyakit bisa mencegah penyebaran lebih lanjut.

Untuk mendapatkan buah yang besar, penjarangan buah sangat disarankan. Buang buah yang tumbuh terlalu rapat atau terlalu banyak dalam satu cabang, agar nutrisi tidak terbagi dan fokus pada pembesaran buah yang tersisa. Selain itu, bunga yang cacat atau rusak juga sebaiknya dipangkas agar tidak menyerap energi tanaman secara sia-sia.

Dengan penanaman dan perawatan yang tepat, pohon nangka bisa mulai berbuah setelah usia 3 hingga 5 tahun tergantung jenis bibit yang digunakan. Buah yang dihasilkan bisa mencapai ukuran sangat besar, bahkan lebih dari 10 kilogram per buah. Budidaya nangka tidak hanya menguntungkan dari segi hasil panen, tetapi juga memberikan manfaat ekologis karena pohon ini dapat hidup puluhan tahun dan membantu menahan erosi tanah.



Post a Comment

Previous Post Next Post