Porang (Amorphophallus muelleri) adalah tanaman umbi-umbian yang semakin populer di Indonesia karena permintaan pasar ekspor yang tinggi, terutama dari Jepang, Tiongkok, dan Korea. Umbi porang mengandung glukomanan, zat yang banyak digunakan dalam industri makanan, kosmetik, dan farmasi. Dengan manajemen budidaya yang baik, porang bisa menjadi ladang cuan yang sangat menguntungkan.
- Tahan terhadap hama dan penyakit.
- Cocok ditanam di lahan kering dan hutan.
- Bernilai ekspor tinggi.
- Panen pertama bisa dilakukan dalam 7–8 bulan, dan optimal dalam 2–3 tahun.
Strategi Budidaya Porang yang Menguntungkan
1. Pemilihan Lahan
- Pilih lahan dengan ketinggian 100–600 meter di atas permukaan laut.
- Tanah gembur, subur, dan tidak tergenang air.
- Sebaiknya lahan berada di bawah naungan (misalnya di hutan jati atau mahoni) karena porang tidak tahan sinar matahari langsung.
2. Bibit Berkualitas
- Gunakan bibit dari umbi atau katak (bulbil).
- Pastikan bibit sehat, tidak busuk, dan memiliki berat minimal 100 gram.
- Gunakan bibit dari varietas unggul seperti Madiun 1 yang telah bersertifikasi.
3. Pengolahan dan Penanaman
- Olah tanah hingga gembur, tambahkan pupuk kandang atau kompos.
- Jarak tanam ideal: 60–100 cm antar tanaman.
- Buat lubang tanam sedalam 10–15 cm.
4. Pemupukan dan Perawatan
- Gunakan pupuk organik (pupuk kandang, kompos) untuk menekan biaya dan menjaga kesuburan tanah.
- Tambah pupuk NPK jika diperlukan.
- Penyiangan rutin untuk menghindari gulma.
- Periksa tanaman secara berkala untuk mencegah serangan hama seperti ulat daun dan penyakit busuk umbi.
5. Panen dan Pascapanen
- Panen umbi dilakukan setelah 2–3 tahun (atau 1 tahun untuk panen bulbil).
- Ciri porang siap panen: daun menguning dan rontok secara alami.
- Jemur umbi hasil panen hingga kadar air rendah (bisa mencapai harga jual lebih tinggi).
- Olah menjadi chip porang jika ingin nilai jual lebih tinggi dan tahan lama.
Tips Tambahan Agar Untung Maksimal
Gabung ke Koperasi Petani Porang atau Kelompok Tani.
Memudahkan akses ke pelatihan, bibit berkualitas, dan pasar ekspor.
Manfaatkan Program Pemerintah.
Seperti bantuan bibit, pupuk, dan pelatihan dari dinas pertanian.
Jalin Kerja Sama dengan Pabrik Pengolahan Porang.
Hindari ketergantungan pada tengkulak dengan menjual langsung ke industri.
Diversifikasi Produk.
Selain umbi mentah, bisa jual dalam bentuk olahan seperti chip atau tepung glukomanan.
Gunakan Pola Tumpang Sari.
Tanam porang bersama tanaman lain seperti jagung, cabai, atau singkong untuk pendapatan tambahan
Simulasi Keuntungan
Misal:
- Lahan 1 hektar = ±25.000 tanaman
- Rata-rata hasil panen: 4–6 kg umbi per tanaman setelah 2–3 tahun
- Harga porang kering ± Rp 10.000–15.000/kg
- Total hasil: 100 ton x Rp 10.000 = Rp 1 miliar (potensi kotor dalam 2–3 tahun)
Kesimpulan
Budidaya porang memiliki prospek cerah dan bisa menghasilkan keuntungan besar jika dikelola dengan tepat. Kunci suksesnya adalah pemilihan bibit unggul, pengelolaan lahan yang baik, perawatan rutin, serta pemasaran yang cerdas. Dengan kesabaran dan strategi, porang bisa menjadi emas hijau dari kebun Anda.
Tags
Tips dan Triks